Senin, 28 Mei 2012

jika boleh aku ingin berterimakasih untuk setiap detik yang akan segera meninggalkan jejak disetiap panggilanmu dimalam yang sunyi....
begitu jauh, disebuah tempat yang sama sekali tak pernah ku kenal....
kenapa satu persatu aku dituntun.........
aku takut aku merindukan disaat kutundukkan kepala dan mengangkat tanganmu.......
kenapa hatiku terasa sakit saat menatap wajahmu...........
satu senyum kerinduan yang slalu ingin kulihat meski sembunyi....
akankah ku biarkan semua, dikala setiap waktu aku begitu menginginkan wangi dan kehangatan tubuhmu......
dengan namamu yang slalu muncul dalam ingatanku hingga tidurku begitu kau ganggu dengan panggilanmu dimalam sunyi.....
dan kenapa kau selalu memuji dan menuntun setiap langkahku.......
terimakasih untuk semua......
hanya terimakasih disaat yang begitu ku tunggu saat satu rasa mengecap lidahmu.......
sepertinya aku melayang dan terbang.....
dan aku takut kau juga merasakan rasa asin disaat aku lupa dan terus menambah rasa garam...........

Minggu, 27 Mei 2012

talking 2 the moon

i know ur smewhre out there
somewhere far away
i want u back
i want u back
my neighboars think
i'm crazy
but they don't understan
u'r all i have
u'r all i have
# at the night stars
lighht up my room
i sit by my self
talking 2 the moon
try 2 get u
i hope u'r on
the other site
talking 2 me too
or i'm a fool
who sits alone
talking 2 the moon
i'm feeling like i'm famous
the talk of the town
they say
i have gone mad
yeah
what i know
cause when the sund gues down
someone's talking back
yeah
they talking back.................

Sabtu, 26 Mei 2012

the genk


THE GENK ………

Kelompok kecil dalam persahabatan anak-anak seusia Asa, kelompok umur belasan. Atau biasanya lebih lumrah dan akrab untuk anak ABG. Tapi tak apalah. Asa kan masih tergolong ABG, tapi ABG akhir. Akankah dia kembali melakoni seperti masa-masa sekolah menengah. Oh tidak mungkin aku sudah berada didunia yang baru dimana aku harus belajar untuk tumbuh dewasa dan mendiri. Fikir Asa berkecamuk memutuskan pola hidup dan cara bertemanya. Asa yang dulu dikenal dalam kelompok anak-anak smart bintang sekolah. Alangkah menyenangkan dan sangat membanggakan berada disaat itu. Ingin rasanya untuk kembali memutar waktu dan merasakan hal itu dengan penuh canda dan sikap kerja keras yang ditanamkan Almarhum Ibunda Rifmalta Rifai. Dengan semangatnya yang menggebu dan dengan sedikit kecerewetan yang terkadang membuat telinga kami memanas. Tak hanya para siswa bahkan para gurupun mengumpat penuh rasa benci. Tapi, itu sangat bermakna saat ini. Semua takkan kami peroleh hingga sejauh ini. Rasa pengabdian dan dedikasinya yang tinggi terhadap sekolah menjadikan sekolah kami kedalam sekolah unggul Kabupaten yang letaknya dipinggiran. Dan termasuk apa yang Asa peroleh saat ini. “Terimakasih Ibunda, jasamu takan slalu kami kenang.”
Tanpa sadar air mata Asa menetes dipipinya mengenang masa haru dan penuh perjuangan pada saat akhir di Sekolah Menengah Atas.
“Aku tak akan pernah berhenti ibunda, terimakasih untuk semuanya. Semangatmu yang berapi-api membawaku berjalan sejauh ini. Aku akan membanggakanmu, semua tak akan sia-sia jika kita semua yakin dan bekerja keras. Dan jangan pernah lupa dengan Sang Pencipta, seperti yang selalu ibu ingatkan kepada kami semua.”
Sejenak Asa tak biasa melepaskan perasaan itu dari hatinya, waktu begitu cepat berlalu dan seakan terlalu cepat untuk segera berhenti untuk hari ini.
Asa yang hanyut dengan kenangannya, masa-masa yang membentuknya hingga ia sampai dan datang pada hari ini. Lima orang teman Asa datang dan mengagetkan lamunannya. Sebenarnya masih ada satu orang lagi tapi dia jarang dan bahkan bias dibilang g pernah ngumpul bareng. G tau kenapa. Ya udah akhirnya terbentuklah genk cwe PTB 08. Meski sekarang Cuma enam orang tapi kami tak penah meninggalkan Manda. Kapan pun dia datang, kami akan selalu kompak jadi total semuanya jadi tujuh orang. Hohoho banyak juga y.
“ hey melamun aja, suara manja disertai pelukan tangan Fitri yang langsung menggelayuti lehernya membuat Asa tertegun.
“ Hmm g kok, dari mana kok baru muncul, dari tadi ditungguin.
” Iya ni nemani Kepril dari Perpus. Tadi kamu kan lagi ketemu dosen, makanya g diajak jawab Fitri tak bersalah.
“ Ngelamunin apa sech ? hmm aye tau ne, jangan-jangan bg Desta y. Kepril menimpali.”
“ iiihhh apaan sech, Spa bilang ? enak aja. Kaya g ada kerjaan aja dech.” Jawab Asa mengelak dan mencubit lengan Kepril tanpa ampun, itu menandakan dia tidak sedang memikirkan laki-laki yang sudah mengganggu kehidupannya.
“ siapa tau jenk, kemaren nanyain lagi tuh. Biasa titip salam tetap berlangsung. Udah dech terima aja. Lagi-lagi kepril tukang promosi.”
“ Y ntar difikirkan.” Jawab Asa kosong.
“ Hmm siapa sech ? Fitri, Wulan, Komala, and Wati penasaran.”
“ Udah ntar liat aja, ada yang lagi diincar senior tuh lagi-lagi Kepril bikin masalah.”
“ Kepril udah dong, belum jelas juga. Jangan dibesar-besarkan ntar g jadi. Hmmm malu ndri. Jawab Asa memohon”
“ Yakin-yakin yang ini bakal dapet dech. Kepril kembali meyakinkan Asa dengan binary matanya yang indah.”
Melihat Kepril begitu bersemangat kali ini, huff itu baru kali kedua, meski sms tetap berlanjut. Walau sekedar hal yang biasa. Soal rumah, kuliah, teman-teman. Asa tau persis siapa Kepril dia g akan melakukan ini kalau dia tidak yakin. Hmmm wahai pengganggu pergilah dari hidupku.
Teriknya udara siang itu tidak terlalu terasa karna ruangan itu ber-Ac.  Meski tak sebesar perpustakaan pusat ruangan ini cukup untuk menampung 20 orang mahasiswa untuk sekedar membaca, berdiskusi dan sebagainya. Kami menyebutnya ruang Pak Kud, nama Pak Kudri yang dipendek-pendek. Sebenarnya itu bukan ruang Pak Kud tapi itu perpustakaan jurusan. Tapi karna diruangan itulah Pak Kud selalu ada dan melayani mahasiswa baik di perpustakaan jurusan dan sebagai teknisi laboratorium Pemetaan dan Ilmu Ukur Tanah.
Sedikit berisik karna ada beberapa mahasiswa sedang berdiskudi dan mempertahankan pendapatnya masing-masing dengan alasan-alasan yang rasional dan diterima akal sehat.
Seperti biasa Asa akan menyapa Pak Kud yang ramah. Dan akan slalu diikuti dengan nasehat-nasehat khas orang tua. Betapa beruntungnya, masih ada orang tua yang mau menegur dan memberikan nasehat kepada kita semua. Dengan kata iya itu cukup menenangkan Pak Kud atas nasehat yang diberikannya, dan terimakasih dengan senyum simpul diwajah Asa memperhatikan orang tua itu.
Ruangan berukuran sebesar local kuliah itu mulai padat, karna mahasiswa lain berdatangan setelah kuliah berakhir walau hanya untuk sekedar mendinginkan tubuh atau sekedar menghilangkan haus dengan membeli sebotol air mineral dan meneguknya hingga tak tersisa.
“ Makan yuk, laper ni rengek Fitri yang kelihatan sedang menahan perutnya yang mulai bernyanyi. Huhuuhu udah nendang-nendang ni lagi-lagi Fitri bikin biang keributan buat orang lain yang tak pernah tau apa maksudnya.”
“ Asa melirik jam tangannya yang besar. Seleranya yang tak pernah berubah tentang sebuah jam tangan. Sekilas mirip jam tangan cwo tapi kalo diperhatikan secara seksama sebenarnya desainnya lebih cocok disebut tomboy. Beberapa saat Asa langsung berujar, Benar juga udah jam makan siang. Tapi, ntar dululah abis shalat zuhur kita langsung makan, ntar lagi kok. Sanggupkan sayang ? Asa menyakinkan Fitri yang udah kelaparan abis.”
Fitri yang paling manja, anak semata wayang. Wati, Manda, Komala anak bungsu. Kepril anak sulung dan cwe satu-satunya. Wulan layaknya Asa dia juga cwe satu-satunya. Entah kenapa dari dulu Asa selalu berteman dengan anak-anak yang bias digolongkan sedikit manja dan keluarganya over protectif dech. Biasanya anak bungsu, anak cwe satu-satunya atau anak tunggal. Dan termasuk Asa sendiri. Menjadi anak cwe satu-satunya membuatnya tak bisa bergerak walau bisa dikatakan Asa adalah anak yang mandiri karena dia harus menyadari posisinya dalam keluarga yang membuatnya harus mengerjakan hal-hal yang harus dikerjakan anak perempuan sendiri. Tapi ditengah kemandiriannya itu takkan banyak orang menyangka Asa adalah anak yang manja dan sedikit kekanak-kanakan dalam keluarganya.
Menyadari hal itu Asa hanya tersenyum dan itu membuat teman-temannya mengangkat bahu dan merasa aneh.
“ Oke shalat dulu. Fitri angkat bicara tapi abis sholat langsung kekantin kampus ya dah laper benget ni.”
“ iya anak manja. Jawab Asa meledek Fitri dan segera sembunyi dibelakang Kepril agar terhindar dari tangan Fitri yang lumayan usil. Nah sekarang ayo kemushala. Asa keluar dari belakang tubuh Kepril dan sedikit menjauh dari Fitri .”
Menyenangkan jika suasana seperti ini akan selalu mengelilingi hidup kami semua fikir Asa melayang, sahabat-sahabat setia, anak-anak mama dan bunda. Huff…. Sempurna nya hidup ini Asa menghela nafasnya sendiri dan beranjak meninggalkan perpustakaan Jurusan.
kenapa waktu tak pernah membiarkan aku sendiri ??????
disaat ku inginkan kesunyian datang dan menghampiri hidupku....
kan kubiarkan gelap menemani setiap langkahku....
meski aku harus terjatuh dijalan yang berlubang,...
biarkan aku meski tertatih....